Sampah
merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan
prosedur yang benar.
Sampah
merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia. Tidak hanya di
Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju, sampah selalu
menjadi masalah. Sampah merupakan masalah yang tak akan ada habisnya, karena
selama kehidupan ini masih ada. Maka sampah pasti akan selalu diproduksi.
Karakteristik
sampah, ditinjau dari kualifikasinya ada tiga macam, yaitu :
- Garbage. Yaitu sampah yang terdiri dari bahan – bahan organic yang mempunyai sifat lekas membusuk (Biodegradibility prosesnya cepat). Sampah jenis ini lekas membusuk kira – kira dalam waktu sekitar 18 jam. Yang termasuk dalam kategori sampah jenis ini antara lain : Sampah dapur.
- Rubbish. Yaitu sampah yang terdiri dari bahan – bahan organic atau anorganik yang tidak / tahan berubah sifatnya. Contoh dari sampah ini adalah : sampah plastic, kaleng/logam, kertas, kaca.
- Ashes atau dust. Yaitu sampah – sampah sisa pembakaran dan dari bahan – bahan partikel kecil yang mempunyai sifat mudah berterbangan.
Jenis Sampah Yang Diatur
1. Sampah Rumah Tangga
Sampah
yang berbentuk padat yang berasal dari sisa kegiatan sehari-hari di rumah
tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik, dan dari proses alam yang
berasal dari lingkungan rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik Sampah
ini bersumber dari rumah per rumah atau komplek perumahan
2. Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Sampah
rumah tangga yang berasal bukan dari rumah tangga dan lingkungan rumah tangga
melainkan berasal dari sumber lain, misalnya: pasar, pusat perdagangan, kantor,
sekolah, rumah sakit, rumah makan, hotel, stasiun, terminal, pelabuhan,
industri, taman kota, hutan kota, jalan, sungai, dan lain-lain. Sampah ini
bersumber dari fasilitas publik, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya.
3. Sampah Spesifik
Sampah
yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan
khusus, meliputi:
-
Sampah
yang mengandung B3 (batere bekas, obat bekas);
-
Sampah
yang mengandung limbah B3 (sampah medis);
-
Sampah
akibat bencana;
-
Puing
bongkaran;
-
Sampah
yang secara teknologi belum dapat diolah;
-
Sampah
yang timbul tidak secara periodik (sampah hasil kerja bakti)
Jenis-Jenis
Sampah
Sampah
terdiri dari dua jenis, yaitu sampah organik (sampah basah) dan sampah
anorganik (sampah kering).
1.
Sampah
organik (sampah basah)
Sampah organik memiliki sifat yang
dapat terurai atau berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun
tumbuhan. Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan
air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
Sampah
organik sendiri dibagi menjadi 2 kelompok :
a.
Sampah
organik hijau yang merupakan sisa sayuran.
b.
Sampah
organik hewan yang berasal dari sisa-sisa lauk yang dimakan. Seperti udang,
ayam,telur, dang daging.
Agar dapat dijadikan kompos,
sebaiknya sampah organik hijau dipisahkan dari sampah organik hewan.
2.
Sampah anorganik (sampah kering)
Sampah anorganik memiliki sifat yang dapat tidak
dapat terurai. Sementara
bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang
kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu
atau ranting pohon, dan dedaunan kering.
Jika
sampah organik bisa diolah menjadi kompos, maka sampah anorganik bisa didaur
ulang menjadi barang-barang baru yang tidak kalah manfaatnya.
Beberapa
sampah anorganik yang dapat didaur ulang, diantaranya seperti kemasan plastic
untuk dijadikan tas, botol plastic bekas untuk dijadikan hiasan bunga, gelas
plastic bekas pun untuk dijadikan pot tanaman, dll..
Prinsip Pengolahan Sampah
Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam
pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
1.
Mengurangi
(bahasa Inggris: reduce)
Sebisa mungkin meminimalisasi barang
atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material,
semakin banyak sampah yang dihasilkan.
2.
Menggunakan
kembali (bahasa Inggris: reuse)
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang
yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai,
buang (bahasa Inggris: disposable).
3.
Mendaur
ulang (bahasa Inggris: recycle)
Sebisa mungkin, barang-barang yang
sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang,
tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal)
dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
4.
Mengganti
(bahasa Inggris: replace)
Teliti
barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa
dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
Cara pengendalian
sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam
diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga
kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun
kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari
pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak
lingkungan akan terus merusak sumber daya.
Penanganan Sampah
1.
Komposting
Merupakan suatu metode termudah untuk menangani sampah organik rumah
tangga menjadi sesuatu yang lebh bermanfaat
2.
Metode 3R (Reduce,
Reuse, Recycle)
-
Reuse (guna
ulang) yaitu kegiatan penggunaan kembali sampah yang masing dapat digunakan
baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain, contohnya berupa botol bekas
minuman dirubah fungsi jadi tempat minyak goreng, ban bekas, dimodifikasi jadi
kursi, pot bunga.
-
Reduce (
Mengurangi) yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah,
contohnya ketika belanja membawa kantong/keranjang dari rumah, mengurangi
kemasan yang tidak perlu, menggunakan kemasan yang dapat didaur ulang, misalnya
bungkus nasi menggunakan daun pisang atau daun jati.
-
Recycle (mendaur
ulang) yaitu mengolah sampah menjadi produk baru, contohnya sampah kertas
diolah menjadi kertas daur ulang/kertas seni/campuran pabrik kertas, sampah
plastik kresek diolah menjadi kantong kresek, sampah organik diolah menjadi
kompos
3.
Waste To
Energy
Merupakan suatu metode penanganan sampah dengan menjadikan sampah menjadi
bahan bakar alternatif. Contoh : Kompor dengan bahan bakar dari sampah.
Contoh
Proses Pengolahan Sampah Organik
Membuat
Kompos dari Sampah Rumah Tangga
Pengolahan
sampah menjadi kompos dapat dilakukan dengan menggunakan ember, pot, kaleng
bekas, atau sejenisnya.
- Sediakan ember, pot, kaleng bekas, ataupun wadah lainnya.
- Lubangi bagian dasar dan letakkan di wadah yang dapat menampung rembesan air dari dalamnya.
- Masukkan sampah organik ke dalam wadah (drum) setiap hari.
- Taburi dengan sedikit tanah, serbuk gergaji, atau kapur secara berkala.
- Bila terdapat kotoran binatang bisa ditambahkan untuk meningkatkan kualitas kompos.
- Setelah penuh, tutup drum dengan tanah dan diamkan selama dua bulan.
- Wadah siap dijadikan pot dengan kompos di dalamnya sebagai media tanam.
Kelebihan Mengolah Sampah Organik
Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan
sampah rumah tangga.
1.
Mampu
menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan.
2.
Mengurangi
tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal.
3.
Membantu
pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
4.
Menghemat
biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
5.
Mengurangi
kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
6.
Menyelamatkan
lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet, banjir, tanah
longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan binatang pengerat.
Kekurangan Mengolah Sampah Organik
Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan
sebagai penyubur tanah. Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara
relatif lama diserap tumbuhan, pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam skala
besar. Oleh karena itu untuk mendukung peningkatan hasil-hasil pertanian
diperlukan pupuk buatan.
Manfaat
pengelolaan sampah
- Penghematan sumber daya alam
- Penghematan energi
- Penghematan lahan TPA
- Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)
- Mengurangi pencemaran
Contoh
Proses Pengolahan sampah anorganik
Cara
Pembuatan Kertas Daur Ulang
1. Kertas
bekas yang telah disobek-sobek sebesar perangko, direndam minimal 12 jam agar
serat-seratnya menjadi lunak diresapi air. Perendaman dapat pula dibantu dengan
perebusan untuk mempercepat proses peresapan air.
2. Kertas
yang telah lemas direndam air / direbus, dihancurkan dengan blender. Dengan
perbandingan 1 ; 4 (4 bagian air untuk 1 bagian kertas). Lama pemblenderan
tidak lebih dari 1 menit, sebaiknya dilakukan 2 kali pemblenderan dengan
interval 30 detik saja.
3. Bubur kertas yang diperoleh dari pemblenderan
dikumpulkan dalam satu wadah. Selanjutnya dapat dilakukan pencucian untuk mengurangi
kadar asamnya dengan cara menyaring bubur kertas pada kain yang agak lebar dan
meletakkannya di atas ember berisi air. Dengan demikian bubur kertas
4. Selanjutnya
bubur kertas siap untuk diolah, dapat dicetak langsung maupun dilakukan
pencampuran warna dan serat. Masukan bubur kertas yang hanya bercampur dengan
warna saja, atau bercampur dengan serat saja, atau bercampur dengan pewarna dan
serat maupun bubur kertas tanpa campuran, kedalam ember kotak tempat cetakan.
Perbandingan antara jumlah air dan bubur kertas tetap 4 : 1 (4 bagian air untuk
1 bagian bubur kertas). Aduk-aduk hingga campuran air dan bubur kertas merata.
5. Masukkan
bingkai cetakan, dengan posisi bingkai cetak yang memakai kain kassa berada
dibawah dan bingkai kosong dibagian atas sisi kain kassa. Masukkan hingga
kedasar ember cetak, dengan hati-hati. Atur posisi bingkai cetak agar datar dan
sejajar permukaan air. Kemudian angkat bingkai tersebut dengan hati-hati dalam
posisi datar. Bubur kertas akan tercetak dipermukaan bingkai dengan bentuk seperti
selembar kertas yang basah. Angkat bingkai penutup dengan cepat, jangan sampai
airnya memerciki lembaran kertas yang masih basah tadi. Kemudian ditiriskan
dalam posisi miring sekitar 30 derajat hingga airnya tinggal sedikit. Selanjutnya
kertas basah tersebut siap untuk ditransfer ke atas permukaan alas cetak untuk
dikeringkan
6. Bingkai cetak dibalik, sehingga kertas basah
menghadap ke alas cetak. Letakkan bingkai cetak dengan kertas basah tersebut pada
alas cetak dengan hati-hati. Pada bagian atas bingkai cetak atau sisi
sebaliknya dari kertas basah dapat dilakukan pengeringan dengan menggunakan
spon. Selain untuk mempercepat pengeringan juga untuk mempermudah proses
pemindahan kertas. Jika sudah cukup keringda bingkai cetak sudah dapat diangkat
dari alas cetak, lakukan dengan hati-hati agar kertas tersebut tidak cacat.
7. Kertas
yang telah dipindahkan ke alas cetak tinggal menunggu kering saja, tetapi
sebaiknya tidak dijemur dibawah matahari langsung. Dapat juga diselingi dengan
pengepresan sewaktu kertas belum kering, dengan cara lapisi setiap lembar
kertas dengan kain dan tumpuk sampai beberapa lapis kemudian diletakkan
diantara papan pengepresan, lakukan selama kira-kira 10 menit. Jika kertas
sudah kering, pengepresan dilakukan selama 1 jam
Pencampuran Warna
1. Bubur
kertas yang telah siap diolah, dapat dicampurkan dengan bahan pewarna alam yang
telah kita persiapkan sebelumnya. Caranya adalah dengan mencampurkan langsung
dan diaduk hingga merata. Selanjutnya dapat dilakukan perebusan jika ingin pencampuran
warna yang lebih kuat.
2. Sisa
pewarna alam dapat pula dicampurkan ke dalam air diember pencetakan agar tetap
membantu menimbulkan warna yang diinginkan.
3. Bubur
kertas berwarna pun telah siap untuk diolah lebih lanjut, baik untuk dicetak,
maupun dicampur dengan serat pengisi lainnya.
Pencampuran Serat
1. Gedebok
Pisang,
a. Gedebok/batang
pisang yang sudah selesai berbuah cincang seperti dadu dengan panjang sekitar 2
cm, jemur sekitar 2 jam untuk menghilangkan getah.
b. Kemudian
ditumbuk dengan alu & lumping sehingga agak lunak
c. Selanjutnya
direbus selama 1 jam untuk melunakan seratnya.kain Kemudian tiriskan.
d. Setelah
itu ditumbuk kembali hingga lebih halus. Saring dengan untuk dicuci dengan air,
agar tinggal serat yang tersisa
e. Serat
yang tersisa dapat langsung di campur dengan bubur kertas, atau jika dirasa
kurang halus, dapat pula dibantu dengan pemblenderan.
f. Selanjutnya
dicampurkan sedikit demi sedikit ke dalam bubur kertas, sambil diaduk terus
menerus hingga rata.
2. Kulit
Bawang
a. Rebus
kulit bawang yang sudah digunting-gunting kecildengan air hingga mendidih,
sisihkan dan air rebusan jangan dibuang.
b. Hancurkan
kuit bawang yang telah direbus dengan menggunakan blender selama 5 – 10 detik.
c. Campurkan
secara perlahan kulit bawang yang telah dihancurkan kedalam wadah bubur kertas
sambil terus diadukaduk hingga merata, jika air rebusan agak kotor dapat dilakukan
penyaringan terlebih dahulu.
3. Pandan
Wangi
a. Rebus
potongan pandan wangi (2 cm) selama kira-kira 1 jam, tiriskan.
b. Campurkan
air rebusan dengan bubur kertas secepatnya, adukaduk hingga rata
Bencana
sampah yang tidak dikelola dengan baik
- Longsor tumpukan sampah
- Sumber penyakit
- Pencemaran lingkungan
- Menyebabkan banjir
Ditinjau
dari tempat dihasilkannya (sumbernya), sampah dapat dikategorikan menjadi
beberapa kategori, yaitu :
- Sampah Domestik
- Sampah Industri
- Sampah dari Jalan dan Taman
- Sampah dari Pasar
- Sampah dari kawasan komersil
- Lain – lain.
0 komentar:
Silakan Bekomentar.!!!
Semakin banyak berkomentar, semakin banyak backlink, semakin cinta Search Engine terhadap blog anda
:7: :8: :9: :10: :11: :12:
Posting Komentar