Cerita ini aku alami ketika aku masih duduk dibangku SMA, tepatnya ketika menjelang detik-detik UN, sekolahku banyak melakukan kegiatan-kegiatan rohani ketika menjelang UN. Diantaranya ada acara shalat dan berdoa bersama di masjid sekolah, kegiatan menyantuni anak yatim, dan kegiatan maaf-maafan antar teman seangkatan, juga maaf-maafan dengan adik kelas dan guru beserta karyawan SMA ku. Kegiatan rohani ini kami lakukan secara turun-temurun atau dengan kata lain, kegiatan ini memang sudah biasa dilakukan sejak lama. Dan biasanya dilakukan ketika menjelang Ujian Nasional.
Ujian Nasional bagiku adalah momok yang sangat menakutkan, karena hanya dengan hitungan 5 hari. Perjalanan 3 tahun belajar waktu SMA dipertaruhkan pada hari itu. Lulus tidaknya aku dipertaruhkan pada hari itu. Jadi bukan hanya kesiapan dalam pelajaran, mental pun harus aku jaga. Maka dari itu untuk menjaga kesiapan mental, bukan hanya rasa percaya diri yang cukup tapi doa serta semakin mendekatkan diri kepada ALLAH SWT itu juga perlu, jadi sekolah kami melakukan kegiatan-kegiatan rohani tersebut.
Begitu juga yang dilakukan oleh aku beserta teman-teman 1 kelas semasa waktu SMA dulu. Kami sekelas mengadakan doa bersama disebuah panti, anak-anak yatim. Kami memilih di tempat panti anak yatim, karena katanya doa-doa anak yatim itu manjur hehe. Tidak hanya itu didalam ayat-ayat Alqur’an pun banyak
menyebutkan tentang berbagi dengan anak yatim. Aku bersama teman-teman mengumpulkan uang yang kemudian, sebagian kami tukarkan dengan barang-barang kebutuhan pokok seperti; beras, minyak goreng, telor, dan banyak lagi. Juga sebagian lagi kami berikan kepada mereka sebagai tambahan biaya anak-anak itu. Kami berharap walaupun sedikit semoga saja dapat bermanfaat bagi mereka.
menyebutkan tentang berbagi dengan anak yatim. Aku bersama teman-teman mengumpulkan uang yang kemudian, sebagian kami tukarkan dengan barang-barang kebutuhan pokok seperti; beras, minyak goreng, telor, dan banyak lagi. Juga sebagian lagi kami berikan kepada mereka sebagai tambahan biaya anak-anak itu. Kami berharap walaupun sedikit semoga saja dapat bermanfaat bagi mereka.
Kami disana berdoa bersama, dipimpin oleh ketua panti anak yatim yang kebetulan pemimpin panti itu adalah guru agama di sekolah kami. Kami bersama-sama memanjatkan doa kepada ALLAH, agar saat berlangsungnya Ujian Nasional kami diberikan kecerahan pikiran, juga mental untuk mengerjakannya. Sangat khusyuk sekali suasana diruangan itu, benar-benar aku seperti hamba-NYA yang sangat hina nista. Yang bisanya hanya meminta, dan meminta . Tiba-tiba menetes air mata dikeningku, teringat akan dosa-dosa yang banyak aku lalukan kepada ALLAH. Yang sukanya mengeluh, mengeluh, dan bisanya mengeluh saat mendapatkan nilei jelek atau harapan tidak sesuai dengan apa yang aku cita-citakan. Dan enggan bersyukur apabila mendapatkan kenikmatan, astagfirullah betapa banyak dosa-dosaku.
Suasana itu, tidak pernah aku lupakan sampai sekarang. Dimana kekhusyukan itu mampu membuat kita menginstropeksi diri terhadapa kekurangan kita, serta tidak terlalu mengagung-agungkan kelebihan yang kita punyai. Juga saling berbagi terhadap sesama adalah sebuah cermin kita sebagai hambaNYA, dalam mewujudkan rasa syukur/terima kasih kita kepada –NYA.
0 komentar:
Silakan Bekomentar.!!!
Semakin banyak berkomentar, semakin banyak backlink, semakin cinta Search Engine terhadap blog anda
:7: :8: :9: :10: :11: :12:
Posting Komentar